Mikael Satriohantoro_115210298
"Hemat pangkal kaya" sudah menjadi semboyan yang sangat akrab kita dengar sejak kecil maupun di masyarakat. Frugal living atau hidup hemat menjadi keinginan banyak orang ketika adanya pandemi kemarin. Pandemi kemarin juga mengajarkan pentingnya menganut gaya hidup ini, tujuannya adalah agar kita selalu siap dengan hal yang tidak di duga-duga terjadi. Walau frugal living memiliki tujuan keuangan yang lebih baik dengan cara irit, tetapi bagi beberapa orang ada yang menganggap bahwa menjalani gaya hidup ini seperti pelit. Tetapi, konsep frugal living memiliki makna yang lebih dalam dibanding kata irit. Gaya hidup ini memiliki arti dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan melakukan pertimbangan dan analisis yang baik dengan memiliki tujuan untuk dana masa depan.
Sumber: daimath (stock.adobe.com)
Orang yang menerapkan gaya hidup ini akan lebih memilih masak dirumah dibanding membeli makanan diluar. Lalu akan lebih memilih membeli produk lokal tanpa melihat merek, karena memiliki manfaat yang sama. Tidak juga memusingkan gaya berpakaian dan teknologi yang ter up to date. Selagi masih dapat dipakai dan memiliki manfaat yang sama akan terus digunakan. Mereka yang menerapakan gaya hidup ini tidak merasa kekurangan, mereka merasakan gaya hidup yag berkualitas demi tercapainya masa depan yang sudah direncanakan.
Bagi sebagian orang, menerapkan gaya hidup ini dapat meningkatkan kualitas hidup kita dalam sehari-hari. Kita akan lebih memiliki banyak uang yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan finansial, seperti dana darurat, membayar hutang, menabung, dana pensiun dan lain-lainnya. Selain itu, penerapan gaya hidup ini juga dapat membuat kita bahagia. Menerapkan gaya hidup ini bukan untuk menjalani hidup sederhana, tetapi untuk mencapai keseimbangan sehingga dapat menghemat uang tanpa berdampak negatif pada kehidupan.
Dengan berkembangnya zaman, pengertian frugal living sendiri juga memiliki arti yang semakin luas, tidak hanya membahas gaya hidup dengan tujuan keuangan pribadi. Namun juga dapat mempengaruhi keberlangsungan lingkungan sekitar. Limbah tekstil dan sampah plastik yang dihasilkan oleh masyrakat setiap tahunnya dapat mencapai 11 juta metrik ton. Dengan berhemat, kita juga dapat mengarui sampah polusi ini. Mengurangi penggunaan/pembelian plastik dengan membawa tas atau kantong belanja sendiri, mengurangi pembelian pakaian dengan impulsif. Mungkin tidak akan memberikan efek yang signifikan bagi lingkungan dan dunia, tetapi dengan dimulai dari diri sendiri akan bermanfaat dan bermakna
#frugalliving
#gayahidup
"Semuanya, Dimulai dari diri anda sendiri"
Comments
Post a Comment