Mikael Satriohantoro_115210298
Saiki, Ing Kene, Ngene, Aku Gelem. Itulah merupakan salah satu filsafat jawa wejangan dari Ki Ageng Suryomentaram pada teori beliau yaitu Kawruh Jiwa. Filsafat ini ingin mengajarkan kita, bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai dan inginkan semua balik kepada Tuhan yang menetukan. Kita hanya menjalankan porsi kita dan terus berjuang, sisanya serahkan kepada Tuhan.
Saiki yang berarti "sekarang" menunjukan waktu. Kita diajarkan untuk selalu bersyukur, ikhlas, dan rela atas segala yang terjadi pada hari ini, sekarang. Tujuannya adalah agar kita tidak selalu dibayang-bayangi dengan masa lalu, dan dikejar-kejar dengan masa depan. Menikmati proses yang sedang dijalankan dan menerima dengan lapang atas segala yang terjadi.
Ing Kene memiliki arti "disini". Kata yang menunjukkan tempat, ingin mengingatkan bahwa kita harus selalu siap menerima dengan segala kondisi dan suasana. Belajar untuk menerima dan berjuang di segala rintangan yang ada menjadi kunci dari kata ini.
Ngene. Memiliki arti "seperti ini", yang menggambarkan kondisi dan keadaan kita. Bagaimana kita dilahirkann dan dibesarkan, kita harus bisa ikhlas dan dapat berjuang. Mengeluh hanya menghabiskan waktu dan mempersulit keadaan. Harus memiliki sikap yang optimis, berani, dan pantang mundur merupakan cara untuk menjalankannya. Selain itu, usaha yang keras harus selalu di dampingi dengan doa yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Aku Gelem. Menjadi inti dari filsafat ini. Memiliki arti kata "aku rela" yang berarti kita harus menerima dan bahagia dengan apa yang terjadi. Bukan memiliki arti untuk menyerah tak berdaya dalam mencapai keinginan, tetapi menjadikan titik balik dalam mencapainya. Merelakan yang telah terjadi dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan akan dapat membuat hati kita lebih tenang.
"Bagaimana pun kondisinya, Aku harus kembali benar-benar menerima dan bahagia"
Comments
Post a Comment