16 Poin Evaluasi PBSI Usai Gagal di Asian Games: Mental Bermasalah


Dominic Kenji_115210303 | tulisanmahasiswauntar

tulisanmahasiswauntar.blogspot.com 


Tim Badminton Indonesia mengalami kegagalan total dalam Asian Games dan mengumumkan evaluasi terkait hasil tersebut. Sebelum berangkat ke Hangzhou, tim menetapkan target untuk memperoleh tiga medali emas, tetapi kembali dengan tangan hampa tanpa meraih satupun. Tidak hanya gagal mencapai target medali emas, tim bahkan tidak mampu menyumbangkan medali apapun bagi kontingen Indonesia.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, seperti dilansir dari detik, telah menyampaikan poin-poin evaluasi. Berikut adalah 16 poin evaluasi PBSI setelah kegagalan total di Asian Games:


Sumber : www.cnnindonesia.com

1. Saya, sebagai perwakilan tim bulutangkis Indonesia, ingin menyampaikan permintaan maaf kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), dan seluruh masyarakat Indonesia atas kegagalan ini. Saya, sebagai Kabid Binpres PP PBSI, bertanggung jawab atas hasil ini.

2. Saya juga ingin menyatakan terima kasih atas dukungan dan motivasi yang telah diberikan oleh semua pihak dalam bentuk saran, kritik, dan masukan kepada kami. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk melakukan perbaikan.

3. Pada rapat evaluasi yang dilaksanakan di Pelatnas PBSI Cipayung pada Senin, 9 Oktober 2023, saya bersama para pelatih, pengurus harian, dan tim pendukung telah menyatakan komitmen untuk bersama-sama melakukan perbaikan. Kami tidak saling menyalahkan, melainkan saling mendukung dalam usaha bersama untuk mencari solusi terbaik guna memulihkan prestasi bulutangkis Indonesia. Kami akan segera melakukan perbaikan terhadap segala kekurangan dan kelemahan yang ada.

4. Kegagalan di Asian Games Hangzhou bukan hanya disebabkan oleh faktor fisik. Meskipun kondisi fisik pemain tetap prima, hasilnya tidak sesuai harapan. Pemain kesulitan menunjukkan performa terbaik karena terbebani oleh tekanan mental untuk meraih kemenangan. Hal ini menyebabkan rasa ragu dan kurangnya keyakinan. Meskipun mereka datang ke Hangzhou dengan modal sukses di AG Jakarta 2018.

5 Di lapangan, terlihat para pemain bermain dengan tegang, tertekan, dan tidak menikmati permainan. Mereka kesulitan melepaskan diri dari tekanan mental untuk mencapai kemenangan. Kami berkomitmen untuk memperbaiki aspek-aspek ini, termasuk mental, fokus, konsentrasi, dan mengatasi beban untuk meraih kemenangan.

6. Sebagai contoh, Jojo (Jonatan Christie) mengalami kekalahan karena ragu-ragu, kurang keyakinan, dan tegang. Dia terlalu membebani dirinya untuk tidak mengecewakan tim, yang berdampak pada kenyamanan bermain dan membuat banyak kesalahan.

7. Gregoria (Mariska Tunjung) juga mengalami ketegangan yang terlihat jelas. Meskipun berusaha keras, dia kesulitan melepaskan rasa tegang, sehingga banyak melakukan kesalahan dan ragu-ragu.

8. Pada ganda putra Fajar/Rian, mereka mengalami kekalahan dalam aspek kecepatan dan kekuatan. Kami akan lebih maksimal dalam melibatkan mereka dalam program latihan fisik dan merancang strategi bermain yang lebih variatif serta tidak monoton. Mereka juga perlu serius mempelajari kelemahan dan kelebihan lawan, serta kekurangan dan kelebihan mereka sendiri.




Comments